Menghitung Lima tentang Engkau

Satu
Tanpa kau, lesu menatap kerumunan
Bernapas dalam kesendirian
Yang aku harap, kau bukan sekadar angan
Yang lambat laun sirna menjadi kenangan

Dua
Kau dengan segala kesederhanaan
Memberikan ketenangan di atas penderitaan
Olehmu, amarahku diredupkan
Karenamu, nafsuku dimatikan
Dan denganmu, hadirlah aku yang di kamu bahagiakan

Tiga.
Aku ingin selalu denganmu
Tidak usah berdua, di keramaian pun tak apa
Karena jika ada kau, yang lain seolah tak kasatmata
Karena kau yang ada di hati dan kepala

Empat
Aku harap bersamamu tidak hanya menyentuh kemungkinan
Tidak seperti sejarah yang menganastesi harapan
Meraibkan koloni kata-kata kebahagiaan
Aku berusaha untuk memasung segalanya; harapan

Terakhir, Lima.
Kau basuh hari ini dengan pancaindera
Saling senyap-senyap tanpa “kenapa?”
Mengambil tawa di wajah engkau
Yang sudah tak ada tutur kata
Memanggil nama, putihnya membentang di apa-apa saja selama kita bersama

Jangka Panjang

Seorang mahasiswa biasa yang memiliki nama luar biasa langka. Dia mencoba menuliskan sebuah karya biasa yang dia pos setiap minggu melalui blog ini. Mahasiswa ini tidak pandai dalam menulis. Dia hanya sekadar ingin memberikan bantuan kepada orang-orang melalui puisinya. Melatih konsistensi juga yang ingin diraih oleh mahasiswa tersebut.

Puisi ini nantinya kebanyakan karya si mahasiswa. Dia tidak peduli, karyanya disukai atau tidak. Namun jika ada kritik dan saran dia pasti menerima.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai